Kamis, 23 Desember 2010

Analisis Bisnis Laundry Kiloan

Salah satu keuntungan adanya persaingan adalah konsumen akan mendapatkan harga yang semakin murah. Inilah yang terjadi dalam bisnis laundry dan dry clean. Kalau dulu, mungkin masyarakat menengah ke atas yang bisa menggunakan jasa laundry. Namun dengan semakin menjamurnya bisnis laundry kiloan dengan harga mulai dari Rp. 5.000 per kilo (dimana 1 kilo bisa 3-4 potong kemeja/kaus biasa) maka masyarakat umum dan mahasiswa/anak kost menjadi konsumen utama dari bisnis ini.

Dari segi bisnis, apakah hal ini menguntungkan ?
Analisa Bisnis Laundry Kiloan
Investasi usaha Rp 40.000.000,-
Penghasilan (Asumsi 100 kg cucian/hari)Rp 550.000,- X 30 hari Rp 16.500.000,-
Biaya operasional Rp 9.000.000,-
Keuntungan bersih per bulan Rp 7.500.000

Kesimpulan: BOP sudah kembali pada 6 bulan pertama


Mari kita bedah satu per satu :

Investasi usaha
Investasi usaha ialah dana awal yang dibutuhkan agar dapat memulai suatu usaha. Bisa disebut juga sunk cost karena sebagian besar dana ini hangus atau tidak akan dapat diambil kembali dengan nilai yang sama.

Peralatan-peralatan standar usaha laundry kiloan yang perlu disediakan adalah sebagai berikut :
1. Mesin Cuci
2. Mesin pengering
3. Setrika
4. Timbangan digital
5. Seragam karyawan
6. Media promosi (banner, spanduk, brosur)
7. Renovasi ruangan
8. Meja dan kursi
9. Gantungan baju
10. Tempat baju kotor
11. Telpon
12. TV

Dengan dana investasi sebesar Rp. 40 juta, cukup untuk 2 mesin cuci dan 1 mesin pengering yang harganya 10-12 juta. Sisanya untuk yang lain.

Penghasilan
Asumsi di sini 100 kg/hari dengan total penghasilan Rp. 550.000 berarti harga yang ditawarkan kepada konsumen kita adalah Rp. 5.500 per kg.
Hampir semua analisis bisnis di media cetak selalu membuat kesalahan serupa, yaitu sejak awal berdiri suatu usaha jumlah penghasilan dibuat tinggi agar menarik para calon franchisee. Kondisi ini hanya bisa terjadi jika franschisor-nya merek terkenal di mana setiap cabang baru yang dibuka sejak pembukaan sudah ramai dengan konsumen, misal PIZZA HUT.

Jika kita sendiri yang memulai atau franchise yang belum terkenal, hitungan ini tidak benar, selalu ada periode pengenalan usaha kita, yang lamanya semua tergantung dari promosi yang kita jalankan dan pelayanan kita. Untuk itu kita harus realistis bahwa untuk selama beberapa bulan belum tentu penghasilan sehari kita mendapatkan 100 kilo perhari. Sebaiknya hal ini kita jadikan target saja. Misal dalam 2-6 bulan target 100 kilo perhari sudah tercapai. Jika belum baru kita analisa kembali kenapa belum tercapai.

Kemudian jika memang targetnya 100 kilo perhari dan asumsinya tiap orang adalah satu kilo berarti harus ada 100 konsumen setiap hari? Mungkin kah? Kalau memang mungkin, jika asumsinya tiap seminggu sekali orang yang sama mencuci pakaiannya di tempat kita berarti harus ada minimal 700 orang/calon konsumen (100 x 7 hari) yang berbeda yang menjadi target kita di tempat itu. (Perlu dilakukan analisis survey karakteristik area)
Tentu target konsumen hal di atas akan semakin cepat tercapai jika kita bisa mendapatkan konsumen, misal dari rumah sakit, hotel/motel, spa/salon dan lain-lain.


Biaya Operasional
Biaya operasional menurut saya ada 2 yaitu biaya tetap dan biaya variable
Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah tetap setiap bulan dan tidak terpengaruh oleh turun naik naiknya jumlah konsumen/penjualan. Pada umumnya adalah biaya sewa per bulan, biaya pegawai, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan dan biaya kebersiham
Biaya variable, yaitu biaya yang besar kecilnya sebanding dengan kenaikan/penurunan jumlah konsumen atau penjualan. Pada umumnya biaya pemakaian listrik, biaya air (jika air pam), biaya deterjen, biaya telpon

Harus dipertimbangkan juga diluar biaya operasional adalah :
Biaya marketing/promosi, yaitu biaya promosi usaha kita misal 6 bulan sekali, dengan brosur dan atau pemberian hadiah/cinderamata.
Biaya lain-lain, misal sumbangan dan biaya service kerusakan.

Return On Investment (ROI) dan Profit Margin

ROI menurut analisa diatas adalah 7,5 juta dibagi 40 juta adalah 18,75 % per bulan. Menurut saya terlalu besar. Ini dapat dilihat dari keuntungan bersih per kilonya.

Biaya cuci perkilo = 550.000 : 100 kilo = Rp. 5.500
Biaya produksi/kilo = 9 juta : 30 :100 kilo = Rp. 3.000
Laba bersih = Rp. 2.500
Profit Margin 2.500/5.500 = 45,45% per bulan (menurut saya terlalu besar) karena dengan kata lain, keuntungan perusahaan adalah 45,45% dari penjualan.

Nilai ROI dan profit margin yang terlalu besar terjadi karena penerimaan/penghasilan di mark-up tetapi biaya dikecilkan.

Struktur Pasar

Struktur pasar bisnis laundry kiloan mendekati pasar persaingan sempurna di mana hampir tidak ada hambatan masuk dan keluar dalam bisnis ini. (Free entry dan Free exit).
Ini harus menjadi perhatian, baik yang existing maupun yang hendak masuk. Dalam struktur pasar yang mendekati persaingan akan semakin banyak pemain yang masuk dalam pasar sehingga laba dan pangsa pasar semakin mengecil. Pada suatu saat pasar nanti akan mencapai titik jenuh. Di titik ini pemain-pemain yang berinovasi dan memberikan harga terbaik dengan pelayanan sempurna akan bertahan. Yang lainnya mati. Siapkah anda ?

Catatan :
Analisis ini hanyalah alternative pandangan agar calon investor berhati-hati. Keputusan untuk tetap berbisnis tetap ditangan investor
.